Sabtu, 19 Mei 2018

Ada Rindu (Ramadhan 3)

Dari celah-celah angin ramadhan, dan peluh-peluh basah. Lelah, tapi masih sempat rindu masuk dan menanyakan kabar. Menanyakan kabar tentang iman, tentang sejauh mana langkah mimpi itu sudah dijejaki.  Tentang sejauh mana kau meperbaiki hubungan itu,  hubungan dengan Allah dan mereka.

Diam,  tanpa kata. Kubiarkan sore itu angin berhembus membawa hembusan ke dadaku. Sayup kudengar pembicaraan mak dan wak din yang sedang menjalankan pekerjaannya membuat rumahku. Omongan itu, cerita itu yang memancing rindu itu keluar, cerita tentang suksesnya anak-anaknya. Aku diam, memilih senyum saja. Seolah tidak menggubris.  Iya,  memang aku tidak menggubris.

Aku sibuk dalam hati,  menata hati agar tidak sibuk mengingat orang yang salah itu,  kukira dia bukan orang yang tepat untuk diingat sekarang, meskipun bukan rindu yang indah itu. Tapi, entah bagaimana mengatakannya. Mengingat orang itu hatiku seperti mendung. Entah kenapa? Entah karena dia dan semua kisah yang aku tahu.  Entahlah, yang aku tahu aku tidak boleh begini.

Kembali aku menyibukkan diri,  Wak din meminta adonan semen lagi, aku segera bangkit. Aku melupakan orang itu, tapi aku masih merindu sosok yang di masa depanku yang akan berdiri di depanku menggenggam tanganku dengan penuh cinta menuju surga.  Dimana dia?

Masih menjadi misteri yang masih laufh mahfudh tersimpan rapi,  kuyakin masih di jaga oleh ilahi. Hingga sampai waktunya nanti,  kami akan segera bertemu dengan ikatan suci.

Meskipun aku agak resah,  jika dia cerminan diriku,  bagaimanakah diri ini?  Baik kurasa masih jauh,  karena itu aku sering merayu langit kuminta dia yang datang adalah yang terbaik dan mampu mencintai dan membimbing dengan imanya yang lebih. Karena kupercaya tidak ada yang sia-sia dalam usaha dan doa.

Dan rindu itu masih ada,  sampai pagi ini dan juga nanti,  hingga ia bertemu. Namun saat ini, jika rindu itu datang cukuplah doa menjadi penghubungnya.


Aceh Utara, 20 Mei 2018
Masih pagi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tahun Baru Hijrah

Pagi masih begitu buta, matahari baru saja bersiap untuk menyonsonng hari baru di tahun baru, masih dalam suasana Muharram. Bulan Hijrah ya...