Senin, 05 Maret 2018

Cerita Bersama Pagi (Istiqamah Bersama Pagi)

Suasana masih begitu dingin, membuat menggigil, aku memeluk tubuhku. Meski gelap hampir berganti dengan cahaya terang yang masih remang-remang, sepi masih begitu begitu terasa di sekitar area rumahku, masih terlalu pagi mungkin bagi mereka. Jam menunjukkan angka 5:5, hanya suara pengajian di balai Tgk Razali yang terdengar mengelegar, suara khas alunan subuh yang sudah ada di kampungku, aku menyukainya. Setidaknya, ketakutanku pada pada kesepian dalam pagi sedikit terbantu untuk segera berwudhuk. Maklum sumur tempat aku berwudhuk masih begitu gelap, gelapsekali dan letaknya di luar rumah pula. Tapi, tidak apa, bukankah itu bukan alasan ku untuk beristiqamah menyaksikan matahari berkemas menyiapkan hari ini dan melantunkan irama terindah untuknya agar kami semangat dalam nmenjalani hari ini, menjadikan hari ini lebih baik dari hari yang lalu, meskipun ada aku selipkan doa, Ya Allah,  berilah Rezeki kepadaku dan keluargaku agar bisa memudahkan aku, agar gelap tidak sedikit pun menjadi alasanku untuk selalu menyaksikan pagi.

Jam sekarang sudah hampir menunjukkan pukul 6:45, aku masih dengan balutan atribut shalatku, setelah membaca ayat-ayat indah itu, dan tertidur sebentar sambil duduk, aku meraih laptopku, asebanarnya aku ingin melanjutkan cerpen kemarin, tapi rasanya urung karena aku tidak yakin dengan ceritaku. Oke, aku pikir, nanti malam akan kuyakinkan.

Pagi hampir sempurna, subuh hampir hilang, hari ini adalah perdana bagiku untuk masuk kuliah, hari selasa, padahal senin adalah hari pertama, tapi karena kemarin Vio mogok, aku melewatkannya. Ah,  ada saja alasan untuk menghentikan rencana kan? Dan iya, tidak apa-apa, aku bisa mengisinya di rumah, lagian kuliah perdana itu palingan cuman mondar-mandir aja gak jelas.

Dan untuk pagi, aku ingin selalu menyaksikanmu, doakan aku selalu agar aku mengiring persiapanmu dengan lantunan-lantunan ayat-ayat suci, zikir-zikir penawar dan cerita diatas laptopku, karena aku bukanlah orang yang mampu tegar dan istiqamah, tanpa doa dari semua, Semoga Allah mengijabah. Meistiqamahkan aku dalam pagi, menjadikan nyata setiap cita-citaku, impianku, keinginanku dan keinginan orang-orang yang menyayangiku juga semuanya yang mempunyai keinginan.

"Istiqamahkan aku dalam jalan RidhaMu Ya Allah"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tahun Baru Hijrah

Pagi masih begitu buta, matahari baru saja bersiap untuk menyonsonng hari baru di tahun baru, masih dalam suasana Muharram. Bulan Hijrah ya...