Rabu, 28 Februari 2018

Sebuah Kalimat Sederhana

Hari itu masih menjadi hari aku merasaka sisa kecewa karena harapan yang seperti akan menjauh, sudah kuprediksi sebelumnya, jika itu akan terjadi, sebuah kata-kata yang akan menciptakan jarak itu membuatku semakin terlihat tidak berdaya saja, aku juga yang menyadari tentang begitu banyak hal yang berlalu tapi masih tidak menyisakan beberapa hal yang baru. Impianku mendekat. Aku bingung, aku kembali rapuh, saat aku tidak tahu harus berjuang bagaimana lagi.

Hari-hariku adalah senyuman yang kucoba paksakan, walaupu aku berbagi dengan mereka itu rasanya hambar bagiku. Hidup lagi-lagi memaksakan kita untuk menerima kenyataan, berkaca dengan keadaan. Keadaan yang terlihat sulit di depanku membuatku lagi-lagi harus menggali bagaimana caranya untuk ikhlas, bagaimana caranya agar bisa berjuang kembali, bagaimana untuk mewujudkan mimpi dan menerima kenyataan bahwa kita tidak pernah bisa memaksa semua orang dengan seperti yang kita harap, memaksa orang itu untuk mengerti keadaan kita, lalu sedikit saja memberikan dukungannya dengan apa yang kita inginkan. Tidak bisa. justru sebaliknya karena mereka adalah orang yang paling disayang dan menjadi alasan kita untuk berjuang, kita yang harus mengerti dia.

Iya, aku tahu itu, tapi terkadang aku lupa atau tidak tahu bagaimana untuk melakukannya...
Kembali rapuh walau masih mampu-mampu sedikit-sedikit merapalkan kalimat perjuangan. Saat aku mengadu kepada Allah aku sendiri, aku sering rapuh. Sebuah kalimat sederhana itu kembali menguatkanku.

"Tenang, aku bersamamu Raa"

Kalimat sederhana yang diucapkan malaikat tanpa sayap itu, malaikat yang kadang aku acuhkan, kadang aku lupakan hanya karena aku merasa kalau dia tidak mengerti dan mendukung keputusanku dengan jalanku yang sudah kujelaskan panjang lebar adalah pilihanku, pilihanku untuk hidupku dan bukan jalan yang dibenci Tuhan dan RasulNya.

Tapi aku tahu kami saling menyayangi, buktinya saat aku kembali rapuh dan masa aku pernah begitu kuat, sebuah kalimat sederhana itu kembali menguatkanku. Menyadarkanku agar tidak terpakudan jatuh pada perasaan, menyadarkanku jika aku harus benar-benar berjuang, dan mereka, keluargaku adalah alasan terbesarku.

Senin, 26 Februari 2018

Wnita adalah pemimpi Besar dan Pemilik Angan-angan Tinggi

Wanita, adalah salah satu makhluk yang diciptakan begitu unik, katanya wnaita itu adalah perhiasan dunia dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang shalehah yang membuat para bidadari surga cemburu karena keanggunan yang terpancar indah darinya dan begitu mudah surga diraih oleh wanita yang shalehah, jika ia tunduk pada ketentuan yang kuasa dan menjaga dirinya sebagai wanita muslimah.
Tapi masalahnya ada banyak wanita terkadang tidak mensyukuri adanya, mengeluh tentang ketentuan yang berlaku padanya, padahal Allah begitu menyayanginya. Wanita adalah perhiasan dunia yang dibawahnya terdapat surga bagi anak-anaknya, kedamaian bagi suaminya dan ratu dalam rumahnya. 
dan juga, ada banyak sekali laki-laki yang tidak menghormati makhluk yang satu ini dan sering membuat ia menangis dan meruntuhkan impian hidupnya.

Impian hidup seorang wanita adalah bisa hidup bahagia dan damai dengan orang yang dicintainya dan membaw dia ke surga, tapi lagi-lagi masalahnya wanita adalah pengangan tinggi dan pemimpi besar, hingga ia tidak kadang tidak sadar kalau ia sedang berangan yang sangat tinggi, hidup bahagia, dicintai, dihormati dan di sayangi oleh seseorang laki-laki yang bisa membawa dia ke jannah. Tapi ia kadang lupa pada tugas dan fitrahnya serta bagaimana caranya ia bersikap.

Pada hal ini, saya teringat tentang sebuah tulisan yang ditulis oleh Von Edison Alouici yang saya kutip di salah satu grub pengajian Tgk Mudi Mesra melalui Whattsap mangatakan:


Banyak wanita yang jadi pemimpi sebelum bekeluarga. Ia berangan agar mendapatkan Imam yang sholeh. Ia berharap laki-laki yang mau membimbingnya dalam agamanya. Ia menghayalkan keindahan bekeluarga, romantis, mesra selalu berbahagia.

Angan-angan dan mimpi-mimpinya seakan menggetarkan qalbunya sehingga terbayang di pelupuk matanya alangkah nikmatnya memiliki keluaraga yang demikian. Ia berdoa dalam setiap shalat maam "Ya Allah hamaba inginkan suami yang demikian"

Tetapi..
Ketika Allah berkenan mengabulkan doanya, ketika Allah memberi kesempatan bertemu dengan laki-laki yang diharapkannya, ketika Allah membuka kesempatan untuk memulai, sang wanita ini kemudian banyak  menuntut. Ia membuat syarat-syarat harus begini dan begitu..
Ia menuntut laki-lak sholeh harus mengikuti keinginannya, bahkan egois dikedepankan, bahkan pemarah tidak ingin mendengar nasihat lelaki ini.

Allah kemudian membisikkan Qalbu sang lelaki..
"Janganlah engkau memilih wanita seperti ini sebabnya ia telah diberi kesempatan dan diuji tetapi nukanlah tabiat wanita sholehah yang ia tampakkan kepadamu"

dan ketika laki-laki ini menjauh dan makin menjauh...
Sang wanita kembali seperti semula, mengharapkan lelaki yang sholeh, imam yang baik yang bisa membimbingbingnya dan menghantarkannya ke pintu surga. Ia pun kembali sujud kepada Allah dan berdoa "Ya Allah berilah hamba seorang imam yang membuatku bahagia dunia akhirat"
Waktu pun kemudian terus berjalan menggerogoti umurnya, Allah pun memberi ujian berat dimana ia diberi banyak kesulitan menemukan laki-laki sholeh. bahkan tidak menutup kemungkinan menemukan lelaki yan tidak sholeh.

Allah mengujinya dengan badai rumah tangga yang jauh sekali dari mimpi dan harapannya, banyak sekali wanita menyesali nasibnya kenapa harapannya tidak sesuai dengan kenyataan setelah menikah, sementara disisi lain ia juga menyesali mengapa ketika Allah beri kesempatan yang begitu baik namun ia melalaikannya bahkan tidak mempergunakan kesempatannya dengan sebaik-baiknya.


Sebuah nasihat yang menampar keras hati, ketika kita seorang wanita yang hanya menjadi pengangan saja, hanya menajdi pemimpi saja namun kita ternyata tidak sadar jika angan kita telah membuat kita lupa dan menguras waktu kita untuk meningkatkan kualitas diri kita. Dan jika yang demikian terjadi, siapakah yang salah wahai muslimah?

Seharusnya kita tidak sibuk berangan dan bermimpi saja, tetapi dengan waktu yang Allah sisakan ini kita sibuk memperbaiki diri kita, memperbaiki dari semua unsur yang ada baik dari zahir maupun yang batin, sebab untuk lelaki yang Shaleh Allah telah mempersiapkan seorang bidadari yang shalihah pula.

Semoga Allah menjadikan kita Wanita surga yang menjadi permata dunia dan mempertemukan kita semua dengan lelak shaleh yang akan membing kita menuju jannahNya, membahagiakan kita dunia akhirat. Aamiin.

Minggu, 25 Februari 2018

Berjuang untuk Sebuah Mimpi yang Sederhana

.

Setiap sesuatu yang kita inginkan dalam dunia ini, tentunya tidak akan dengan mudah datang dengan sendirinya, sesuatu butuh proses dan namanya proses itu jarang sekali mudah, bahkan mungkin hampir tidak ada, tapi walaupun demikian menikmati sebuah proses akan membuat proses itu tidak terasa menyakitkan.

Berbicara soal perjuangan hari ini aku sedang berjuang lagi, berjuang untuk hal yang mungkin sederhana dan bahkan tidak diinginkan oleh sebagian orang, atau biasa-biasa saja tapi bagiku itu adalah hal yang penting untukku, untukku mewujudkan impianku, impian sederhanaku dengan kamarku dan rumahku, impianku untuk keluargaku, meski nanti kalau lewat gajinya tidak seberapa tapi aku berharap bisa mendapatkannya.

Meskipun saingannya berat dan begitu banyak yang membuat harapanku sedikit ciut, tapi setidaknya aku pernah berjuang, setidaknya aku pernah berusaha untuk mendapatkannya, tinggal hasilnya aku serahkan kepada yang maha kuasa, jika ini baik untukku, untuk Dunia akhiratku, maka aku yakin Allah akan memudahkannya dan jika tidak aku yakin Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik untukku. Point terpenting disini adalah berjuang yang bahan bakarnya istiqamah dan sabar juga doa dan usaha.

Semoga Allah memudahkan urusan sederhana ini... Aaminn.


Jumat, 23 Februari 2018

Sketsa Mimpi

Setiap orang pasti mempunyai kisahnya dalam menggapai impiannya, kisah pahit disaduk dengan kecewa yang seringkali membuat langkah bergetar lalu inign berhenti ataupun kisah bahagia yang membuat kita tidak ingin cepat-cepat beranjak dan menjadikan hal itu sebagai kenangan, karena kita masih ingin berlama-lama menikmatinya. Hal itu tentunya karena adanya unsur di dalam kisah kita yang membuat kita bisa bertahan lebih lama atau cepat-cepat ingin mengakhirinya.

Impian gambarannya adalah masa depan, sesuatu rancangan yang telah kita lukis  indah di masa depan, setiap kita adalah pemimpi yang berharap mimpi itu ada dalam dunia kenyataan. Seseorang dulu pernah mengatakannya kepadaku, "Jika kau lihat orang sekarang begitu terkenal dan dikenal, maka kau boleh menyusuri masa lalunya, pasati di dalamnya penuh dengan yang namanya kepahitan" Lalu orag itu berkata lagi " Dan jika kalian lihat aku sekarang tidak begitu, bearti masa laluku itu kurang menyedihkan".

Berbicara tentang impian itu, aku ingin menceritakan tentang mimpiku dulu yang paling sederhana, yaitu ketika aku ingin sekolah di pesantren ketika aku ingin menjadi seorang muslimah yang hidup di zaman modern ini, pintar baca kitab, pintar ngaji, pintar bahasa, pintar baca quran  dan tidak "gaptek". Sekilas itu terlihat sebagai impian yang sangat sederhana tapi bagiku dan keadaan keluargaku itu adalah impian yang sangat berat. Alasannya sangat klasik, ekonomi adalah penghalangku.

Ekonomi saat itu bagai rantai mimpi, dia merantai mimpiku agar tidak bisa bangun dan beranjak, aku pun tidak bisa banyak berbuat apa, hanya sesekali mendengus kesal pada rantai yang merantaiku, memberontak itu bukan keahlianku, tapi aku ingin lepas dari jeratan itu.

Hingga akhirnya aku lulus dari Madrasah Tsanawiyah di kecamatan, aku mulai sedikit memberontak dengan ancaman, aku ingin di lanjutkan ke pesantren, aku tidak ingin masuk SMA yang biasa-biasa di kotaku, pokoknya apapun yang terjadi aku akan masuk kesana dan pesantren itu menjadi tempatku, tempatku mengenal Allah lebih dekat, tempatku menjelaskan warna abu-abu yang tidak terang di mataku, lalu mengganti warna itu menjadi warna terang dan membentuk sketsa mimpi yang jauh lebih menarik.

Sekarang, aku dalam perjuagnan sketsa mimpiku, perjuagan menatanya menjadi lebih indah di dunia nyata, mimpiku untuk mereka dalam sisa-sisa masa yang ku punya, tentu aku tidak ingin hidupku sia-sia.

"La haula wala quata illa billah" Semoga Allah segera menyatakan mimpiku di dunia nyata. Sehingga aku bisa membahagiakan mereka yang pernah kutemui dalam hidupku, karena itulah caraku untuk membahagiakan diriku sendiri dan mengartikan syukur  dalam hidupku. Aamiin ya Rabbal A'lamiin.

Tentang Impian Jadi Travel Blogger

Senja di miggu-minggu terakhir Februari, aku jalan-jalan mengunjungi banyak blogger-blogger kece dan perjalananku sampai pada travel blogger. Wow...keren sih jadi travel blogger, salah satu profesi yang aku idam-idamkan dari dulu pas kenal istilah travel blogger waktu SMA dulu, tapi sayang harapan hanya harapan ternyata, jadi travel blogger pastinya kan harus banyak jalan-jalan ke luar, tapi ya aku jangankan jalan-jalan keluar rumah malam buat beli martabak harus melewati proses interview yang tajam. Yasudahlah.

Ada iri sih ngeliat mereka para travel blogger, bisa menambah uang jajan sambilan traveling dan cara buat tetap menulis di blog tentang cerita travelling pun muncul, pokoknya nanti jika Allah masih memberikan aku umur panjang di masa kpm aku ingin kpm ke tampat yang jauh dengan teman-teman yang punya hobi jalan-jalan. Yayaya.. dan semoga proposalnya siap dalam semester ini. Aamiin.


Kamis, 22 Februari 2018

Friday

Friday adalah hari yang istimewa, entah kenapa disetiap Friday seperti terdapat sesuatu nuansa yang diam-diam datang menyelinap ke dalam hati secara alami dan damai. Atau mungin disana ada banyak zikir dan ayat-ayat yang  dibaca di hari ini. Friday bagi kami umat Islam adalah hari yang berkah dan suci yaitu hari mustajabah doa dan diampunkan dosa-doa kita selama satu fridday yang telah lalu dengan bacaan Surat Alkahfi, tapi sayang yang padahal tidak patut untuk disayangkan friday ini aku melewatkan surat Alkahfi lagi, karena fitrah sebagai saeorang wanita. Tapi, jika tidak bisa Alkahfi masih ada zikir-zikir yang lain yang masih bisa di lantunkan termasuk juga shalawat-shalawat indah untuk Rasulullah saw.

Friday hari ini masih di tutupi oleh langit abu-abu, yang membuat harmony semakin nelangsa di sanubari. Tetapi, aku menyukai langit abu-abu dengan geirmis ini.


Langit Monocrom Itu Seperti Dia

Hari ini langit menyajikan pemnadangan awan abu-abu di depan jendela kamarku, tampilannya monocrom. Iya, monocrom sesuatu yang mereka katakan bukan warna, tapi lebih identik mendekat dengan gambaran perasaan, abu-abu rasanya pilu. Haha.. mungkin itu katanya, tapi bagiku monocrom itu masih tetap sebuah warna, monocrom kadang menjelaskan banyak penjelasan yang tersirat, yang tidak kasat mata, dan kau akan tahu ketika keu lebih menyelaminya lebih dalam, ketika kau menatapnya lebih, karena disana ada tersimpan sesuatu yang lebih dari pelangi, bahkan pelangi juga akan tidak akan muncul jika sebelumnya langit tidak bewarna monocrom, karena di balik langit yang monocrom disana pasti akan ada hujan yang begitu di butuhkan para penduduk bumi,hujan yang akan mengguyur pohon-pohon yang tadinya sempat lelah dengan terpaan sinar matahari, hujan yang kadang kedatangannya sering dicela, tapi dia tidak pernah merasa apa-apa, masih begitu semangat untuk terus turun dan memberikan kesejukan pada waktunya.

walau katanya hujan banyak menghentikan langkah para manusia, hujan yang tak jarang di lambangkan sebagai tangisan keperihan, padahal hujan mengundang pelangi. ya begitulah itu namanya kosekuensi di dalam kehidupan, yang akan manis pada akhirnya itu tidak pernah mudah pada awalnya. "Heummp... Apa penjelasan ini terlalu jauh? Entahlah, tapi aku menguraikan maknanya demikian sore ini.

Sama seperti suasana monocrom di atas langit luar jendela kamarku hari ini, ceritaku sore ini adalah tentang seseorang yang kisahnya itu monocrom, menurutku. seperti gamabaran bumi sore ini, di bawah langit monocrom, tapi disana juga ada banyak warna lain yang terlihat, hijau adalah dominannya, selanjutnya ada merah muda, orange, ungu, kuning, putih dan merah menyala, warna bunga-bunga yang ditanami ibu ikut membantu sumbang warnanya. Hingga mereka tidak terlalu fokus pada tampilan langit, karena disini masih ada begitu banyak warna.

Sama seperti ceritaku sore ini, Tentang seseorang yang pemandangan langitnya monocrom...!

Jujur, aku sama sekali tidak mengenalnya dan tidak tertarik untuk mengenalnya ketika permulaanya, aku pikir dia sama seperti orang-orang yang biasa mondar-mandir di dunia bayangan itu, pembahasan yang ujung-ujugnya akan membosankan. Dan Iya! Ternyata aku salah, dia berbeda,.

Apa kataku? Berbeda? Bukannya setiap orang itu berbeda karena setiap orang itu tidak pernah sama, bahkan yang kembar identik pun mempunyai perbedaan. Iya, aku tidak membantah pernyataanku sendiri tentang itu, tapi dalam perbedaan individu ada sesuatu persamaan yang bisa di munculkan untuk digabungkan dalam satu merek atau satu level mungkin, sama seperti orang yang suka menulis masuknya ke dalam kemunitas menulis, orang yang suka mancing masuk tivi di acara mata pancing dan orang yang suka makan kerupuk akirnya membuat pabrik kerupuk. Ahaa.. apa hubungannya ya? Ntahlah, simpulkan sendiri. 

Tapi yang jelas perbedaan dia masuk dalam kominutas yang paling sedikit yang aku pernah temui, malah kayanya belum ada, selain aku sendiri :( D). Mungkin aku saja yang belum menemukannya saat ini, maklumkan saja, pergaulan masih begitu sempit.

Awal aku tahu dan mulai masuk dalam deretan panjang yang akan menjadi ceritanya adalah lewat dunia bayangan itu, sebuah paltform jaman now yang kadang sering buat pusing, walau kadang  sering bisa di andalkan juga sih, ya chattingan, itu permulaannya. chattingan di dunia maya, yang orangnya entah di antah berantah mana, tapi sudah membuat kedekatan lebih hingga kita terkadang tidak sadar kita begitu dekat dengan orang yang jauh tapi begitu jauh dengan orang yang dekat. Kan aneh? Tapi semuanya menjadi biasa-biasa saja di zaman ini. Dan tentu, walau berat harus aku mengakuinya, aku adalah salah pelakunya yang pernah begitu.







Rabu, 21 Februari 2018

Tidak Ada Alasan Untuk Menyerah

Ada hari dimana kadang kita begitu merasakan keajaiban energi, kita begitu kuat dan terpompa. Tapi, ada hari-hari yang membuat kita hampa, kita terjatuh dan kadang kehilangan harapan untuk bisa bangkit lagi. Lalu kita seakan ingin menyerah dengan impian yang telah kita bangun bertahun-tahun silam karena kita merasakan tempat kita menghirup udara sekarang begitu menyesakkan penuh dengan debu dan polusi.

Padahal, kita lupa bertahun-tahun kita masih bertahan di tempat itu, bertahun-tahun kita baik-baik saja sitempat itu, dan bertahun-tahun kita bisa merasakan tidur nyenyak, makan enak dan pernah melepas tawa ditempat itu, hanya karena beberapa alasan yang kita katakan tidak enak, kita begitu saja ingin menyerah. Hanya karena, dan hanya karena, kita melupakan dan melepaskan cara untuk kembali membagiakan diri kita sendiri.

Hidup adalah tentang mempersiapkan diri, mempersiapkan sebuah pertemuan dengan yang maha abadi, karena dalam hidup disini tidak ada yang abadi dan yang abadi adalah ketidakabadian itu sendiri. Tiap hari kita selalu berjuang untuk melawan agar kita tidak rapuh, agar kita tidak jatuh, agar kita tidak pernah menyakiti walaupun kadang kita tersakiti, lagi-lagi disini kita harus mengakui kehebatan manusia paling sempurna itu, Rasullullah saw.  yang mempunyai akhlak luar biasa. Sedagkan kita, hanyalah manusia biasa, manusia yang penuh dengan warna kelabu, manusia yang mudah terpengaruhi tentang hal apa saja yang sering kita temui.

Aku atau kamu, semuanya pasti pernah merasakan hidup dalam penuh kesesakan, pada level rapuh mau patah. tapi, bukankah di dunia ini Allah hadirkan perekat namanya Lem yang berguna untuk merekatkan kembali, bahkan yang sudah patah tidak menutup kemungkinan untuk direkatkan kembali, dan perekat kita adalah mendekat kepada Allah. Menghadap kepadaNya, meminta petujuk kepadaNya agar kita tidak patah.

Dan saat ada perkara yang membuat kita ingin menangis, ingatlah disana ada ribuan moment yang membuat kita bisa mampu tersenyum, tertawa dan bahagia. Selama matahari masih terbit dan bersinar di sebelah timur, selama kita masih mempunyai kesempatan di pagi hari untuk melihat matahari itu, bumi masih bisa menumbuhkan tanaman, langit masih menyajikan warna ceria kebiru-biruan atau kadang gelap abu-abu karena sebentar lagi hujan akan datang mengguyurkan bumi dan menyiram tanaman-tanaman untuk tetap hijau bagi kita, bintang masih menghiasi malam menemani rembulan. Janganlah berputus asa, karena disitu masih ada harapan dan tidak ada alasan untuk bisa mneyerah.

Apapun dan dimanapun tetaplah "Hidupkan Cita-Citamu dan Janganlah Berputus Asa" dan jangan lupa ingat lah tetap bawa Allah bersama kita, karena "Innallaha Ma'a Na..."

Semoga Allah segera mneyatakan impian kita di hari-hari yang terdekat yang akan kita lalui saat ini. Aamiin Ya Rabbal A'lamiin.."

Selasa, 20 Februari 2018

Alasan Kenapa Kita Terpuruk

Kita menjadi terpuruk karena ulah kita sendiri dan seringkali kita menyalahkan keadaan, padahal kita saja yang tidak pandai mengatur perasaan. Coba saja kita sedikit saja lebih lembut dalam mengatur perasaan dan tidak terlalu terbang terbuai dengan imajinasi yang seolah itu merupakan rangkain keadaan yang begitu menjanjikan padadal semuanya itu hanya imajinasi pasti kita tidak akan terjatuh terlalu dalam.

Tapi, jika berbicara tentang cara mengatur perasaan, ternyata itu tidak mudah, aku sudah mencobanya, melakukan ragam cara benteng pertahanan dari diriku, tapi akhirnya juga benteng itu tidak berfungsi apa-apa dan ya, ternyata aku masih gadis yang biasa, manusia yang biasa, betapa rapuhnya manusia itu.

Kuakui pada season ini aku salah dengan cara kelola hatiku, tapi setidaknya aku telah mampu keluar dari rasa penasaran yang membuncah itu, rasa yang kadang-kadang menikam dan kadang-kadang menghadirkan rindu. Tapi benar, tidak ada rasa yang begitu-gituan sebelum akadnya telah tiba, sebelum masanya datang dan aku ingin disegerakan dalam pertemuan itu, agar aku tidak kembali jatuh rasa yang salah.

Huffhssss... Meskipun sedikit jatuh, tapi semoga jatuh ini tidak sedalam-dalamnya. Aku adalah manusia biasa, tapi bukankah dari biasa-biasa seseorang di anggap bisa menjadi luar biasa, maksudku jika awalnya dia tidak terlabeli biasa maka dia tidak akan di cap luar biasa karena apa yang dimilikinya di hari selanjutnya.

Aku harus kembali dengan impianku, harapanku dan apa-apa yang ingin kudapatkan. meskipun kadang aku lengahm kadang aku jenuh, kadang aku jatuh, kadang aku tidak kekuatan saat aku mengharapkan kekuatan dari mereka yang seharusnya memberiku pasokan kekuatan, aku tidak ingin menyerah, aku berjuang karena Allah disisa waktuku agar aku dapat menjadi seseorang yang bermakna pada waktu yang masih diberikan Allah untukku. Membagiakan mereka, melihat mereka bahagia permanen adalah salah satu bahagiaku.

Tidak mudah memang, aku sedang mencari caranya bagaimana. Aku bingung tentang cara itu, tapi satu hal yang aku tahu, cukuplah kamu menyerahkan semuanya kepada Allah dan kembali kepada Allah, maka Allah pasti punya jalan untuk membuat dan menyatakan impianmu, impian kecilmu.

Tidak apa-apa jika ka tidak disemai di tanah yang gembur, tapi akan ada hujan selalu yang menyiramimu dan memberikan nitrogen kepada pohonmu, lalu akan Allah kirimkan hewan-hewan yang mengitari di daerahmu walaupun hanya membuang kotoran saja, tapi ternyata dia sedang menguatkan pohonmu, mengemburkan tanah tempat pohonmu berada, menyuburkannya lalu pohonmu akan menjadi pohon yang kuat dan tumbuh tinggi menjulang. Sehingga pada intinya kita akan menyadari lalu memanfaatkan setiap sakit yang diberikan oleh orang-orang yang berlalu lalang dalam hidup kita.

Tentang bagaimana caranya kita bersyukur dengan apa yang kita sedang miliki sekarang adalah penentuannya, atau jangan-jangan alasan kita terpuruk selama ini adalah karena kita telah menjadi manusia kufur tingkat akut, Nazubillahhiminzalik.

Semoga Allah selalu mendekatkan kita kepadaNya,memberikan keberkahan dalam sisa masa kita punya juga Semoga Allah menyatakan impian kita agar pada akhirnya kita bersamaNya. Aamiin.

Cerita Tentang Busy Day



Kota ini, masih menyajikan pemandangan yang biasa, pamandangan yang sebenarnya kontra sekali dengan apa yang seharusnya dimiliki, kota yang kekayaannya tidak dapat terjamah oleh penduduknya. 

Lalu lalang orang di jalan itu, di mulai dari kaki hingga kepaala hampir semuanya produk luar, dan keadaan itu sangat berpengaruh sekali dengan kondisi ekonomi kota kecil ini.

Nah, ngomong-nogmgong masalah ekonomi itu kali ini bukan bearti aku akan membahas persoalan tentang ekonomi dan tata kelola kota. bukan itu, tapi aku ingin bercerita tentang hari yang di kota kecil itu dengan sejuta kesibukan yang ragam versinya. Termasuk kesibukan versiku yang mengajarkanku tentang banyak hal yang baru di hidupku ini.

Hari ini adalah perjuangan pengurusan beasiswa season kedua, setelah sibuk di hari kemarin yang tidak kunjung akhirnya, hari ini ternyata juga begitu, masih saja sibuk dan belum menemui kapan siapnya. Pelajaran tentang menjadi sabar ketika pertama membuka mata, melihat ayah yang masih suka-suka menuduk-nuduh, padahal seperti hari ini, hari kemarin juga adalah hari yang juga tidak kalah melelahkan apalagi ditambah malamnya yang insominia, memikir satu kata yang muncul dari seseorang dalam dunia bayangan itu.

Pengujian kesabaran dengan orang-orang yang kadang hanya mengandalkan seragamnya dan memandang rendah orang dari seragam dan gayanya, sehingga terlihat jelas walaupun disembunyikan, seolah prosedur yang berlaku itu hanya untuk mereka yang mereka anggap golongan bawah saja.

Dan tentang seseorang itu, seseorang yang telah merobohkan kata-kata yang selama ini tidak aku inginkan. Haha..Ketemuan, oh tidak, aku terlalu tidak menyukai kata-kata itu. tapi, untuk melepaskan diri dari banyak pertanyaan, akhirnya hari ini aku menemui sosok orang yang aku temui hanya di dunia bayangan saja. Dia abang itu, namanya Hidayatullah.

awalnya, aku jelas begitu ragu untuk melihat sosoknya yang asli, tapi hari ini keputusan itu datang secara seratus persen pas, ada yang berbisik, untuk seolah menyuruhku untuk menemuinya. Ahaa,,hidup ini terlalu banyak kejutan.

Dan tentang pertanyaan yang masih mengantung, juga tentang bertemu dengan orang yang pernah begitu dekat dengan masa lalu, terlalu banyak kisah dalam sehari.

Tapi aku bisa belajar banyak hal lagi tentang menjadi diri sendiri, tentang berjuang meraih apa yang kita mau, tentang kata yang perah diucapkan seseorang "I am not perfeck but I am My Self" ya, tentang kata syukur dan belajar sabar. Hidup selalu penuh hal-hal baru yang semuanya kejutan.

Hingga pada akhirnya pertemuan itu adalah sebuah pertemuan tentang melepas belenggu rasa higga akhirnya aku tidak kembali terjebak dalam permainan rasa dan kata.

Busy day, adalah sebenarnya sebuah perjuagan hari meraih kenyataan tentang bagaimana sebenarnya hidup dalam harapan, kenyataan yang sebenarnya adalah tujuan yang sering hanya ada dalam harapan dan tiap-tiap barisnya adalah baris penuh hikmah tentang kesabaran, berpikiran positif, tentang menunggu, tentang persahabatan dan tentang kebahagiaan mereka dan tentang pertemuan dengan orang baru itu hingga akhirnya dia  (busy day) menjelaskan tiap-tiap inci dari perjuangan, dan tiap baris tentang mempertanggung jawabkan kata-kata.

Dan untuk mereka (Keluarga) aku tidak pernah akan lelah.

Semoga Allah selalu memberikan kita dalam petunjukNya dan ketetapan dalam keistiqamahan.

Senin, 19 Februari 2018

Menjadi Diri Sendiri



Season menjadi diri sendiri adalah bagian yang sangat penting kali ini, karena sudah hampir di 21 tahun ini sepertinya diriku masih jauh dari diri sendiri. Kurang cantik, kurang menarik, atau kurang materi sebenarnya bukanlah alasan untuk tidak menjadi diri sendiri karena pada dasarnya semua itu akan kita dapatkan dengan pede, yaitu percaya diri. Iya, orang cantik, orang menarik dan orang kaya adalah orang yang percaya diri. Terlebih seseorang yang kita impikan akan mencintai kita adalah seseorang yang dapat menerima kita apa adanya.

Dan besok aku akan menjadi diri sendiri untuk orang itu, agar aku tidak terjebak dalam perasaan, and for you my brother, ini aku dan diriku sendiri. Kamu terima Alhamdulillah dan kamu tidak menerima ya Astaghfirullah. hehe, tapi kalau gak ya udah, gak apa-apa.

Semoga apapun yang terjadi besok adalah yang terbaik dari yang paling baik. Aamiin ya Allah..

Sabtu, 17 Februari 2018

Saat Kita yang Harus Mengerti Orang Tua Kita




Orang tua adalah dua orang yang kita sayangi, seharusnya yang paling mengerti kita dan paham bagaimana keadaan kita, tapi pada kenyataannya tidak semua orang tua bisa begitu. tidak semua orang tua dapat memahami semua keinginan kita atau tepatnya tidak semua keinginan kita dapat dipahaminya dan ketika itu terjadi saat itulah kita harus memahaminya. Meskipun hati kita memberontak megatakan bahwa kali ini mereka harus mengerti kita. Meskipun hati kita kadang pilu untuk menerima kenyataan itu, mereka sulit sekali searah dengan kita.


Hadapi, dan berjuagnlah untuk tidak lagi menyakiti mereka dengan kata-kata kasar yang keluar dari mulut kita yang sembarangan karena kita harus memahaminya, mereka juga manusia biasa yang tidak pernah luput dari sifat biasa, salah, khilaf dan marah, namun mereka sebenarnya tetap menyayangi kita. Agama kita pun sangat menyuruh kita untuk berlaku baik dan lemah lembut kepada kedua orang tua, bahkan di dalam Alquran, Allah melarang kita walau untuk mengatakan "Ah" bagi keduanya.

Sabar! Jalani itu dengan ikhlas. Seseorang pernah mengatakan kepadaku, tiap orang yang kita temui itu berbeda-beda, jika dia baik kita bisa merasakan hikmah kebaikannya yang menyenangkan kita, tapi jika dia sebaliknya kepada kita kita bisa memupuk kesabaran bertemu dengan orang tersebut,  dan mengintropeksi diri untuk menjadi yang terbaik. Mereka (Orang Tua) adalah orang yang paling baik yang kebaikannya tidak akan pernah bisa kita gantikan, melainkan surga sebagai hadiahnya.

 Jika terluka, tetaplah menghormatinya, berlarilah kepada Tuhanmu untuk meminta petunjuknya, SesungguhNya Allah itu tempat sebaik-sebaiknya memberikan petunjuk. Teruslah menjadi baik da lebih baik karena sesuatu yang akan indah pada akhirnya itu tidak pernah berjalan dengan mudah pada awalnya.

Semoga Allah selalu menjadikan kita menjadi anak-anak penyejuk hati dan membahagiakan kedua orang tua kita dunia akhirat. Aamiin.


Jumat, 16 Februari 2018

Sebuah Pertemuan dan Senja


Menjauh bukan berarti bisa jauh lalu melupakan begitu saja

Mendekat bukan berarti lansung bisa menetap lalu bahagia bersama

Ah, perasaan mengapa begitu serumit itu? 
Saat telah kutemukan orang itu, orang yang menawarkan berbagai ragam rasa dan nuansa bagaimana sebenarnya cara untuk menjalani hidup yang ragam konspirasinya, dititik ini aku sadar ini adalah perasaan semu yang mengusik perjalanan hidup. Menguji ketabahan dan pertahanan hati. 

Aku mengenalmu waktu itu ketika senja senja. Senja yang datang bersama gerimis kotaku dan gerimis itu yang berjasa menyamar lukaku, saat aku melihat sibuknya jejalanan kota kecilku yang tadi siang baru diterpa sengatan panas matahri yang membakar bumi. Gerimis datang menghangatkan.

kala itu, aku bertemakasih kepada gerimis yang menemani lamunanku dalam angkutan legendaris kota kecilku, saat aku baru pulang dari tempat yang menjanjikan banyak hal indah untuk masa depanku, tempat itu adalah kampusku, kampus hijau yang menghadirkan macam-macam kisah, mengenalkanku dengan banyak orang baru dan kisah baru, namun percayakah saat itu aku sedang rapuh, sedang kalut dengan perasaanku, sedang kalut dengan tujuan hidupku, aku takut tawa-tawa yang kuhadirkan saat itu adalah tawaku sebelum aku menangis kehilangan diriku sebenarnya. 

Kehilangan jati diri? Bagaimana bisa...

Ia, aku yang tidak ingin hidupku sia-sia, tapi kadang malah sering melakukan banyak hal yang sia-sia, aku yang tidak ingin jauh dari tujuan utama hidupku, tapi pada kenyataanya aku berada dalam lingkaran yang kadang ku tahu itu menjauhkanku, ketika aku ingin menghindar, tapi aku masih terperangkap.

Dan kamu, adalah orang asing. Orang asing yang datang dengan cerita penuh drama, yang awalnya aku kira drama itu drama buatan, tapi ternyata drama itu drama natural, skenario terbaik.

Hingga akhirnya aku denganmu yang tidak menjadi apa, padahal setelah lebih dari satu dasawasrsa, kita pernah berangan menyatu asa. Tapi biarlah karena takdir tidak bisa dipaksa dan semesta belum berpihak bersama rasa yang kita punya.
Biarkan.....
Lepaskan belenggu duka, karena kita masih bisa bersama
Saudara, kau sebut begitu adanya. Lalu perasaan ini tenggelam bersama mentari senja. Namun kita masih berkisah pada ujung muara yang tidak kunjung akhirnya.

Tentang Hari-hari Menjadi Lebih Baik

Apakabar hari ini? Semoga lebih baik dari kemarin. Tentu, karena setiap hari adalah hari kita untuk menjadi lebih baik dari hari yang kemarin. Lupakanlah hal-hal yang membuatmu sakit di hari sebelumnya, jika disana ada kecewa, sedih dan pahit. Ikhlaskan karena setiap rasa yang kita jumpai kemarin tidak pernah sia-sia, dia mengajarkan kita banyak hal tentang bagaimana caranya menjadi baik dan lebih lihaidalam mengelola perasaan. Jangan lupa selipkan sabar dan ikhlas di setiap apapun yang kita jalani dan kita miliki.

Dan iya, menjalani sabar dan ikhlas itu bukanlah perkara mudah tapi jika sulit bukan berarti tiu tidak bisa. Memang begitu kehidupan itu berlaku setiap hal yang akan indah pada akhirnya itu terlihat sulit, terasa pahit tapi dia akan berasa manis pada ujungnya.

Tetap tersenyum hari ini, apapun yang kita miliki adalah anugrah terindah untuk hidup kita, meskipun kadang kita merasa dunia tidak pernah adil untuk kehidupan kita dan begitu terlihat memihak, tapi tetap yakin "Innallaha Ma'a na". Allah adalah maha adil dan lebih mengetahui bagaimana yang terbaik untuk kita, tugas kita mencari dan menggali lebih banyak hikmah untuk semua yang kita dapatkan sekarang ini. Menjadikannya lebih baik dan lebih baik untuk hidup kita. Semoga Allah selalu melindungi kita dari sifat kufur dan menjauhhkan kita dari kehidupan yang yang amburadul. Aamiin.

Kamis, 15 Februari 2018

Syukuri Hidup Kita Hari Ini

    


Setiap hari dalah hari kita semakin baik, dan setiap detik adalah detik kita mencari kebaikan tersebut. Dunia ini adalah salah satu anugrah diberikan oleh Allah untuk hambaNya. Namun sayang, kadang-kadang hambaNya lalai akan keindahan yang ada dalam dunia ini, tetapi sibuk melihat dan memerhatikan hal –hal yang jauh dari kata indah tersebut.
            Setiap manusia itu tecipta dengan istimewa, ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. kita tidak bisa beranggapan jika kita adalah yang paling hebat dari yang lain atau kita yang paling tidak bisa diandalakan dengan yang lain karena sejatinya setiap orang selalu punya kelebihan dan kelemahan masing-masing. meskipun, kadang kita melihat hidup seseorang yang begitu terasa jauh lebih enak dari hdup kita, ketika kita berjuang mati-matian untuk mendapatkan sesuatu tapi hanya mendapat percikannya saja dari sesuatu yang telah kita perjaungkan itu, atau kita yang begitu meimpikan sesuatu yang menjadi hayalan bagi kita tapi telihat sangat mudah didapatkan oleh orang lain itu, tapi begitu dekat dan memeluk orang lain itu, hingga tak jarang kita merasa iri akan hal tersebut. Pada saat seperti itu, kita merasakan dunia ini seperti tidak adil kepada kita dunia ini begitu terasa lebih indah bagi dia.
            Damn..! saat itulah kita dengan sadar atau tidaknya ternyata telah masuk dalam perangkap Syaitan laknatillah yang telah membawa kita kepada kufur nikmat yang Allah berikan karena Allah telah menciptakan manusia dengan sebagus-bagus bentuk dan Allah maha mengetahui dari apa kita tidak ketahui. Banyak hal yang Allah sembunyikan terlebih dahulu, tapia kan indah pada waktunya jika kita mau bersabar, berusaha dan bersangka baik kepada Allah, hingga waktunya. Kita akan merasakan jalan yang Allah pilihkan bagi kita adalah yang lebih baik untuk kita. Allah sayang sama kita, Allah lebih tahu karena boleh jadi apa yang kita inginkan adalah yang tidak baik untuk kita dan apa yang tidak kita inginkan adalah yang lebih baik untuk kita, Allah yang lebih megetahui.
            Tapi kita yang namanya manusia biasa pasti tidak luput dari kesalahan, kita adalah manusia akhir zaman yang sering beradu dengann dosa yang nista. Tapi, bukan berarti kita harus menyerah dari keadaan kita. Positive thingking pada takdir Allah adalah lebih baik. Karena boleh saja hidup kita terlihat tidak semenyenangkan mereka, seindah mereka tapi kita masih punya hati, harapan yang kuat, perasaan yang tegar yang bisa saja tidak meraka punya dan yang lebih penting kita selalu Allah tempat kita untuk berbagi, tempat kita untuk mencurahkan dan memohon segalanya. Jangan jauh-jauh dari Allah.
            Dan pada akhirnya syukur adalah hal yang paling bermakna untuk bahagia yang sebenarnya sederhana, benar kata mereka, bahagia itu tentang rasa, tentang cara kita menata perasaam kita dan itu tidak pernah jauh dengan kat syukur yang kita harus melekat pada jiwa karena untuk kita disini, tidak ada alasan untuk tidak bersyukur karena jika kita sedikit meluangkan waktu untuk melihat apa kata mereka tentang pribahasa, di bawah langit masih ada langit dan tentu, ditanah masih ada tanah, ada meraka disana yang lebih dari kita tapi masih begitu bahagia, saudara-saudara kita yang hidup dalam peperangan membela agama yang mulia, tapi mereka jarang sekali mengeluh, mereka jarang sekali iri dengan kita, yang meskipun kadang ada kecewa tapi masih bisa memamerkann tawa penuh rasa, mereka tidak iri ketika langit malam yang berbinintang harus diisi denga pesawat-pesawat tempur dan bom-bom yang menyala-nyala. Mereka masih begitu bangga, karena Ada Allah yang begitu dekat dengan hati mereka. Allah memberikan mereka jiwa yang tegar dan luas.
            Jadi, apapun dan bagaimanapun hidup yang sedang kau jalani, syukuri hidupmu hari ini, jangan pernah menyerah untuk mencapai Ridha Allah dan citai-citamu, sesungguhnya semesta itu adalah tempat yang paling adil. Kamu percaya itu kan?

           


Paradoks Rasa

Paradoks Rasa

Semakin kesini semakin ada hal yang tidak beres dengan perasaan yang mereka agung-agungkan itu, bukan, tentu maksudku bukan perasaannya yang salah tapi, waktu pelaksanaannya yang jelas-jelas di salahkan. Entah apa yang sedang Allah ingin ajarkan kepadaku, hari ini ada empat kisah cinta yang berbeda datang menemuiku, kisah cinta yang ujung-ujungnya pilu, satu diantaranya yang paling kubenci, ia menutup mata hatinya untuk menerima kenyataan, untuk bersahabat dengan keadaan yang sedang berlaku kepadanya. Ia berharap dunia ini yang sedang ia pijaki saat ini adalah sebuah mimpi lalu ia akan terbangun dengan kenyataan ia bersama dengan dia. Bahkan segila itu.
Lalu akalku menerjemah, sepertinya hanya dia yang dimaksud yang hanya bearti dalam kehidupannya, padahal aku begitu kenal dengan orang yang satu ini, dulu ia ceria, pintar dan tidak semenyedihkan ini, dia telah megangga[ cinta yang membuatnya begitu, padahal salah, kebodohnnya yang mampu dikalahkan oleh imimg-iming perasaan yang membuat dia harus terkapar dalam jeritan cinta yang tak bermuara, cinta yang jelas sama sekali tidak menemui titik temu dan perasaan seharusnya, cinta bukan dari sang maha cinta.
Lalu, kisah berlanjut kisah kali ini agak lumayan pilu, menggores hati, ahkan meraka yang sudah bersatu berpuluh tahun harus berpisah, ppadahal mereka saling mencintai, saling menyayangi, tapi ternyata tak cukup hanya dengan kedua saling itu, meraka tetap harus berpisah. Kadang perasaan itu juga perlu kata pengorbanan. Tapi, kurasa mereka lebih tahu bagaimana kelanjutan sesungguhnya.
Yang paling tersakiti adalah dia, dia yang hanya mencintai dalam diam, dia yang dekat namun tidak mampu mencerahkan perasaannya, dia yang hanya bisa dekat saja, sebagai adik dan abang tanpa tahu kemana sebenarnya perasaan itu bermuara, aku bilang aku rasa, aku ingin memeluknya. Kisah itu hampir seperti kisahku, jika seandainya beberapa lagi lebih dekat aku berjalan, tapi tidak, beberapa kisah yang telah aku jlewati dimasa lalu, membuatku jera, membuatku belajar tidak ada namanya perasaan sebelum perasaan itu terikat dalam bentuk akad. Aku bilang aku belum sanggup menerima luka dan kecewa untuk orang yang tidak bisa aku miliki, ia tidak akan kubiarkan sedetik singgah di hatiku.cerita yang terakhir itu hampir berjalan dalam kurun waktu yang tidak lama.
Disini terletak beberapa pengorbanan yang tidak pasti, tidak jelas. Aku memang belum jelas merasakannya, menolak beberapa orang untuk sebuah harapan yang belum pasti dan semakin kesini harapan itu semakin tidak menemui titik ujung. Pdahal orang itu telah menetap jauh di pendalaman hati, jauh sekali dan sulit untuk diusir.
Pada akhirnya kita pun sadar, betapa aturan-aturan itu begitu bermakna untuk menjaga tata jiwa kita, kita selalu senderung untuk menyukai yang nisbi dibandingkan sesuatu itu yang nyata. Entahlah, hidup ini penuh dengan paradoks, drama, yang kadang sering tidak kita mengerti. Namun, satu hal yang pasti, tidak ada cinta jika itu bukan untuk yang maha cinta.   Patah hati dan kecewa itu adalah sebuah tanda, jika kita sedang berproses tapi jangan sampai patah hati itu merapuhkan kita apalagi menjauhkan kita dari hidup yang sebenarnya.

Semoga Allah menjauhkan kita dari cinta yang membuat kita jauh dengan cintaNya. Aamiin.

Tahun Baru Hijrah

Pagi masih begitu buta, matahari baru saja bersiap untuk menyonsonng hari baru di tahun baru, masih dalam suasana Muharram. Bulan Hijrah ya...