Selasa, 22 Mei 2018

Orang Dulu (Ramadhan Ke 7)

Subuh ini jalan-jalan Ig lagi, memang Ig adalah salah satu aplikasi yang menurutku susah banget ngebosaninnya. And, kali ini ini ketika jalan-jalan disana aku nemuin cerita lama yang telah usang sebenarnya, tapi jika diingat itu tidaka kan membosankan. Cerita masa SMA aku, tentang proses kagum ke abang leting yang tampak begitu sederhana. Jadi ceritanya gini:
Namanya bang Ridha Garuda, siapapun yang sempat baca postingan ini, bisa chat medsosnya, ada kok, dia itu adalah bang leting yang ngeospekin aku dan teman-taman yang lain pas pertama aku masuk di SMA dulu, orangnya secara fisik ganteng sih, putih, tapi saat itu aku belum suka, belum kagum karena duluan aku kagum kepada orang aneh itu yang teriak "Tunduk Kalian" Tampangnya imut lucu, tapi kata teman-teman aku yang lain dia nyeremin dan ngesselin, pokoknya tidak ada celah buat ngagumin dia lah pokoknya. Tapi aku.. hahaha, aku suka dia. Aneh.

jadi kembali lagi ke Bang Ridha yang putih itu, saat itu karena aku sekolah dilingkunagn baru, aku sama sekali tidak kenal siapapun di SMA itu, saat itu akus eperti merasa sedang dikerjain oleh abnag-abang itu, entahlah siap namnaya, dengan hukuman maju kedepan harus rayu kakak panitia, dan kebetulan abang itu sedang berdiri di tiang bendera sambil meluk-meluk tiang bendera, polos kali tampangnya ketika di panggil sama bapak Pes dengan sebutan abang panitia terganteng se daerah itu. 

saat itu, aku mengeluarkan jurus rayuan ikan asinku untuk abang itu yang sintak membuat banyak orang tertawa dan abang itu uga tertawa geli mendengarnya, dan saat itu aku belum mengenal siapa dia, aku tidak ingat namanya lagi, hingga kelas satu. saat itu kebetulan lokal aku di depan perpustakaan dan kebetulan siapa saja yang mau keprpustakaan lewa di depan kelasku, dan Bang Ridha sama klompotannya selalu lewat dan baca buku disana, ketika mereka lewat mereka adem, tidak berisik dan tidak banyak tebar pesona beda banget sama si genk bang pinokio yang kalau lewat berisik minta ampun dan tebar pesona sana sini, dan jika pun ke perpus mereka lebih suka cari cewek lalu pacaran. Ihh, kayaknya semakin hari pesona pinokio itu semakin memudar saja da berganti ke abang Ridha.

Iya, bang Ridha yang kalau ke Perpus benar-benar baca buku, dan sesekali mengomentari bersama-sama teman-temannya, aku pernah mencuri pandang ke arahnya dan ketangkap basah, dia tersenyum, tidak sombong, hingga hari berikutnya menunggu dia di teras kelasku adalah menjadi ritualku saat jam istirahat.

banyak hal positif yang aku dapat dari dia, berita positif tentangnya. Hingga pada suatu hari aku meneumukan potongan koran yang memuat nama FB nya, percaya deh, aku senang luar biasa saat itu, berhubung saat itu belum banyak pennguna Fb di lingkunganku, tapi aku sudah menggunaknanya sejak kelas satu MTsN, tapi jarnag membukanya, hingga potongan koran besa balutan gorengan pisang molen di dayah aku diam-diam aku simpan rapi di lemariku, aku bawa pulang saat musim liburan. Lansung aku Add freinda dan Taraaa... di terima, tapi sayang hapeku saat itu hape cina biasa, yang internetnya masya Allah lelet, hingga aku bisa chat dia cuma dengan panggilan "Hai" dan selalu berakhir di "Hai juga" begitu seterusnya, kayaknya hampir enam kali begitu.

waktu begitu singkat berlalu, mungkin dulu aku ingin dekat dengannya, meskipun tidak menjadi pacar, seperti kebanyakan yang lainnya aku hanya ingin dikenal oleh dia, dikenal sebagai temannya atau apalah, tapi aku tidak berani ketika itu, aku menduga-duga dia adalah pemilih, dan susah menerima orang baru, hingga akhirnya sampai dia lulus dia tidak mengenaliku, dan dua tahun yang lalu, dia lewat lagi di beranda fbku, aku tidak sengaja menstalkingnya lagi, dan sebuah kejutan dia tenyatan sekarang sudah pacaran dengan Neni, teman aku ikut program AFF ke Lueng Putu anak IPAI dari kalangan popler dan kaya di daerah itu, tapi dia dia biasa-biasa saja, tidak begitu cantik, tapi manis sih.. Hehe.

Tukan, lagi-lagi rumus itu benar di depanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tahun Baru Hijrah

Pagi masih begitu buta, matahari baru saja bersiap untuk menyonsonng hari baru di tahun baru, masih dalam suasana Muharram. Bulan Hijrah ya...