Kamis, 17 Mei 2018

Wanita Shaliha itu Luar Biasa

Menjadi wanita adalah salah satu nikmat dan karunia Allah,  karena selain dari sumber kekuatan untuk yang lainnya suami dan anak-anaknya,  wanita (shalihah) adalah perhiasan dunia yang jika dimiliki membuat orang merasa beruntung dan bahagia berada di dekatnya.

Banyak hal yang luar biasa yang bisa dilakukan oleh wanita,  dari pekerjaan yang paling lembut bahkan juga pekerjaan kasar pun. Wanita yang luar biasa tidak pernah mau mengeluh dengan keadaan yang sedang di hadapinya, justru ia akan belajar dari hal tersebut untuk tetap mengindahkannya atau memperbaikinya karena dia sadar setiap apa yang ditemuinya selalu memiliki makna dan alasan,  nikmat atau ujian itu.
Tapi,  tentu menjadi shalihah tidak segampang mengatakannya,  karena menjadi baik perlu menata hati dari sifat hati yang sebenarnya menjauhkan kita dari kata pantas untuk menjadi baik.

Ramadhan kedua pun sedang aku jalani,   hari ini tidak ada tadarus Alquran bersama kakak dulu,  aku merencanakan besok,  supaya jangan cepat bosan kataku.  Perkiraanku untuk mengadirkan ratusan zikir kemarin ternyata tidak semudah merencanakan. Kemarin cepat sekali lelah datang, iya,  ramadhan kali ini aku menjadi kenet kuli dirumahku. Sehingga banyak hal yang harus terlewatkan. Dan sering lelah membuat darah terangkat dan mudah mendidih dan saat seperti itu segala macam tentang teori kesabaran dan keinginan menjadi shalihah ku hadirkan,  agar setidaknya aku terjaga dari kata-kata marah menyakiti.

Membantu wak din atau tukang bangunan yang membuat rumahku kali ini untuk mengaduk semen membuatku sedikit memahami,  bahwa sebenarnya wanita itu luar biasa,  dan begitu mudah luar biasa dengan kerja kerasnya dengan keikhlasannya. Sejenak aku teringat kepada mak,  salah satu wanita luar biasa dan yang terkadang begitu mengherankan dan suka merepet. Mak dab aku bangun untuk menyiapkan sahur sebelum ayah dan para lelaki dirumahku bangun, saat ayah pergi ke mesjid mak mengaji hingga mentari berkemas,  tanpa tidur lagi,  lansung beres-beres sebelum akhirnya wak din datang,  tapi ayah dan khalliq sempat mengambil waktu beristirahat setelah pulang di mesjid. Belum lagi mengurus adik kecil dan ikut memasak di dapur, rasanya tidak ada istirahat yang benar, tapi masih begitu kuat.

Sedikit banyaknya sama hal,  seperti yang aku lakukan, aku juga di sela-sela waktu menyempatkan berinteraksi untuk mencari pemasukan lebih,  sambil masak.

Wanita itu luar biasa bukan?  Apalagi ditambah kesholehannya sehingga menjadi wanita sholeha itu adalah sebuah kemuliaan dan keluarbiasaan kerana di dalamnya penuh keihlasan dan perjuangan. Semoga Allah jadikan aku,  jadikan kita wanita mukminah, muslimah taat aswaja yang luar biasa menjadi ibu atau pun menjadi anak.


Dibawah kicau burung pagi,  Jumat 18 Mei 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tahun Baru Hijrah

Pagi masih begitu buta, matahari baru saja bersiap untuk menyonsonng hari baru di tahun baru, masih dalam suasana Muharram. Bulan Hijrah ya...